Sejarah
Sejarah Gunung Tangkuban Perahu dalam Cerita Legenda
Cerita sejarah Gunung Tangkuban Perahu menurut legenda di Jawa Barat dapat dipelajari melalui pembahasan ini. Legenda Tangkuban Perahu diceritakan oleh masyarakat Jawa Barat kuno hingga turun temurun ke generasi sekarang.
Tangkuban Perahu merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di wilayah Jawa Barat. Gunung tersebut memiliki ketinggian 2.084 mdpl serta menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Jawa Barat.
Gunung Tangkuban Perahu di Indonesia
Para ahli geologi Indonesia menyampaikan bahwa Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari sisa-sisa Gunung Purba di tanah air. Melihat hal tersebut, Tangkuban Perahu muncul setelah terjadi letusan Gunung Sunda pada 1829. Sejarah Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari letusan Gunung Sunda yang berakhir meletus pada tahun 1929. Hingga sekarang gunung ini mempunyai total Sembilan kawah aktif yang bisa mengeluarkan letusan setiap saat. Pada tahun 2019, Tangkuban Perahu mengalami erupsi yang cukup besar dan saat itu banyak wisatawan sedang berkunjung.
Para ahli geologi mengatakan bahwa kawasan dataran tinggi mempunyai ketinggian sekitar 109 mdpl. Ketinggian 109 mdpl terbentuk karena sisa danau besar akibat pembendungan Sungai Citarum. Hal inilah yang menjadi awal kisah legenda masyarakat Tangkuban Perahu muncul sehingga harus Anda ketahui. Asal-Usul Tangkuban Perahu Menurut Legenda Jawa Barat.
Dalam cerita legenda Jawa Barat, terdapat asal-usul Gunung Tangkuban Perahu berkaitan dengan Sangkuriang. Menurut legenda Jawa Barat, kawasan kawah Tangkuban Perahu terbentuk dari perahu yang ditendang oleh Sangkuriang. Menurut legenda sejarah Gunung Tangkuban Perahu terdapat perahu permintaan Dayang Sumbi sebagai syarat Sangkuriang bisa menikahinya.
Perlu Anda pahami bahwa Dayang Sumbi merupakan ibu kandung Sangkuriang sendiri. Pengajuan syarat dari Dayang Sumbi meminta Sangkuriang segera membuat perahu untuk membendung Sungai Citarum dalam satu malam. Sebenarnya, Dayang Sumbi mengajukan syarat ini karena ingin menggagalkan rencana Sangkuriang. Akan tetapi, Sangkuriang justru meminta bantuan dari kekuatan ghaib agar bisa memenuhi permintaan Dayang Sumbi. Ketika Sangkuriang hampir berhasil mewujudkan persyaratan Dayang, kemudian Dayang meminta bantuan penduduk sekitar.
Sejarah Gunung Tangkuban Perahu, Dayang meminta penduduk agar membuat suasana seperti sudah pagi. Penduduk memaksa ayam untuk berkokok dan menyebarkan boeh rarang supaya rencana Sangkuriang untuk bisa menikahinya gagal. Sangkuriang merasa bahwa ia dicurangi, kemudian ia marah dengan menendang perahu buatannya hingga terbalik. Perahu terbalik dari tendangan Sangkuriang disebut menjadi kawah Gunung Tangkuban Perahu yang ada hingga saat ini.
Jenis Kawah di Tangkuban Perahu
Ada beberapa kawah yang terdapat pada Gunung Tangkuban Perahu yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah beberapa kawah terkenal dari Gunung Tangkuban Perahu bisa Anda kunjungi ketika berada di sana. Di antaranya adalah sebagai berikut ini.
1. Kawah Ratu
Kawah Ratu menjadi kawasan paling terkenal karena terdapat pembatas pagar kayu agar wisatawan tidak terjatuh ke dalamnya. Kawah Ratu memiliki warna putih dan mengandung banyak belerang kuning.
2. Kawah Domas
Sejarah Gunung Tangkuban Perahu juga mempunyai Kawah Domas yang letaknya berada di bawah Kawah Ratu. Pengunjung di Kawah Domas lebih sedikit karena tidak sepopuler Kawah Ratu.
3. Kawah Upas
Tangkuban Perahu mempunyai Kawah Upas, letaknya bersebelahan dengan Kawah Ratu. Namun untuk mengunjungi kawasan Kawah Upas terdapat medan berbahaya, sehingga tidak disarankan didatangi bagi wisatawan manapun demi keamanan bersama.
Letak Gunung Tangkuban Perahu Jadi Wisata Favorit di Subang
Gunung Tangkuban Perahu terletak di Jalan Raya Subang, Cicadas, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Anda dapat berkunjung ke destinasi wisata favorit ini untuk menikmati keindahan alam bersama teman maupun keluarga.
Alasan banyak orang berkunjung ke sini tidak lain karena wisata Tangkuban Perahu terkenal legendaris. Cerita legenda Sangkuriang mampu menjadi daya tarik bagi setiap wisatawan datang langsung ke Tangkuban Perahu.
Walaupun gunung ini tergolong masih aktif, namun tidak berbahaya karena dibuka umum untuk pengunjung. Para wisatawan bisa datang menikmati pesona kawah Gunung Tangkuban Perahu dengan harga terjangkau.
Untuk mendatangi kawasan Kawah Ratu, pengunjung dapat menggunakan ojek atau berjalan kaki dari area parkiran. Suasana sejuk ditambah ramai pengunjung menjadikan Tangkuban Perahu sebagai destinasi wisata favorit.
Melihat sejarah Gunung Tangkuban Perahu terdapat banyak orang berkunjung ke wilayah tersebut. Ketika Anda datang destinasi wisata ini bukan hanya menikmati keindahan alam, namun bisa mencoba keragaman kuliner.
Kuliner enak bisa disantap ketika berkunjung ke wilayah Tangkuban Perahu seperti jagung manis, jagung bakar, kopi-kopian, dan sate. Keindahan gunung legendaris bisa dinikmati sembari menyantap kuliner khas asal Jawa Barat.
Sejarah perkembangan Gunung Tangkuban Perahu menurut ahli geologi dan legenda Jawa Barat kini sudah Anda ketahui. Cerita legenda Tangkuban Perahu menjadi salah satu legenda paling terkenal di Indonesia.
Keunikan cerita legenda asal-usul Tangkuban Perahu bisa menjadi wawasan tambahan bagi wisatawan sebelum datang ke sana. Sejarah Gunung Tangkuban Perahu menjadi wisata legendaris yang wajib dikunjungi ketika ke Jawa Barat.
Sejarah
Ini Sejarah Barong Kemiren Banyuwangi, Budaya Khas Suku Osing
Barong Kemiren Banyuwangi berbeda dengan budaya yang ada di Bali baik dari iringan musik, tarian hingga bentuk barongnya. Warga suku Osing Banyuwangi memiliki budaya barong sendiri yang masih dilestarikan dan ditampilkan dalam berbagai acara penting.
Memiliki sejarah panjang yang sangat menarik diketahui tentang bagaimana sebuah tari barong bisa ada sampai sekarang.
Sejarah Barong Kemiren Banyuwangi dengan Ciri Khas Unik
Mengulik sejarah Barong di Banyuwangi sekitar tahun 1700’an Banyuwangi pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan Bali sehingga membuat kebudayaan Bali menyebar pesat.
Penyebaran budaya ini dibawa oleh para pejabat Kerajaan Bali yang pada saat itu banyak bekerja di Banyuwangi seperti Angklung Caruk. Karena mendapatkan penghiburan dari kebudayaan baru membuat masyarakat Banyuwangi tertarik untuk menonton dan mempelajari.
Awal munculnya Barong Ket dari Bali ternyata memiliki daya tarik tersendiri sehingga ada perubahan menjadi nuansa Jawa Blambangan. Hal ini terlihat dari mahkota yang digunakan khas Jawa dan ada tambahan berupa sayap pada bagian badan.
Adanya sayap tersebut sebenarnya sebagai gambaran pada saat itu ketika Kerajaan Bali berhasil menguasai wilayah Banyuwangi. Penampilan tarian ini pertama kali dilakukan di desa Kemiren maka tidak heran jika nama Kemiren selalu melekat pada kesenian satu ini.
Menariknya lagi banyak orang-orang dari Ponorogo yang memberikan pengaruh sehingga menampilkan kebudayaan baru. Tidak heran jika Barong Kemiren Banyuwangi memiliki perpaduan antara kebudayaan Bali dan kebudayaan Reog Ponorogo.
Filosofi Bagian Penting Pada Barong Masing-Masing Memiliki Makna
Dari cerita sejarah Barong di Banyuwangi terkait bagian-bagian yang ada memiliki makna masing-masing.
- Warna: Dari segi warna hanya boleh menggunakan warna merah, kuning, hijau, hitam dan putih yang didapatkan dari ritual satu Suro. Dilarang menambahkan warna lain atau mengurangi salah satu warna karena setiap warna memiliki makna tersendiri.
- Bagian mulut: Selalu menganga lebar dan diberikan warna hitam yang memiliki arti sifat serakah atau tidak pernah puas atas segala sesuatu meski sudah tercapai.
- Bagian mata Barong Kemiren Banyuwangi: Mata dibuat melotot bulat dan besar diberi warna merah yang berkaitan erat dengan sifat amarah dan dipenuhi emosi.
- Fisik: Terdapat sayap berwarna kuning menceritakan tentang sifat manusia yang suka akan pujian dan suka memuji.
Fisik badan menyatu dengan kepala memiliki makna dari sifat manusia yang serakah, memiliki amarah, puji dan kesucian menjadi satu kesatuan utuh. - Mahkota: Diberikan warna putih yang memiliki arti manusia lahir dalam keadaan suci dan nantinya kembali ke Tuhan juga disucikan sehingga harus selalu terikat pada Tuhan.
Jenis-Jenis Barong Terkenal di Lingkungan Masyarakat Banyuwangi
Meskipun terlihat sama ternyata Barong Kemiren Banyuwangi memiliki beberapa jenis dengan ciri khas masing-masing. Setiap jenisnya memiliki perbedaan dari jenis topeng, bentuk, ukuran, warna, jumlah orang hingga tarian yang ditampilkan.
-
Barong Kemiren
Ciri khas dari jenis satu ini yaitu topeng yang digunakan selalu warna merah namun tidak menggunakan mahkota Bali. Namun mahkota yang digunakan yaitu khas dari Jawa seperti adanya bulu warna putih dan terdapat sayap.
-
Barong Kumbo
Jenis Barong Kemiren Banyuwangi kedua yaitu Kumbo menariknya dari segi ukuran juga lebih besar atau jumbo bahkan mencapai 2,5 meter dan panjang 7 meter. Karena lebih besar maka jumlah penarinya harus lebih dari 2 orang dengan durasi tarian lebih dari 30 menit.
-
Barong Sumur
Barong satu ini memiliki ukuran lebih kecil dan hanya dimainkan oleh satu orang dengan model mirip seperti Reog. Dari segi ukuran lebih kecil dibandingkan jenis lainnya membuat penari didalamnya bisa lebih lincah bergerak.
-
Barong Rogo
Merupakan jenis Barong Kemiren di Banyuwangi dimainkan mirip seperti reog namun hanya diperlihatkan bagian kaki penari saja. Cara menarinya juga berbeda dengan jenis lainnya terutama dari segi gerak tangan, kaki juga leher mirip Reog.
Kapan Bisa Melihat Penampilan Tari Barong Osing Kemiren?
Masyarakat Banyuwangi pada umumnya bisa melihat pertunjukkan tari Barong Kemiren Banyuwangi pada waktu tertentu seperti:
- Pesta Perkawinan: Biasanya masyarakat yang memiliki hajat terutama pesta perkawinan akan menanggap kesenian satu ini. Dengan tujuan agar rumah tangga pengantin bisa mendapatkan keberkahan, keberuntungan dan bahagia.
Biasanya pengantin akan diarak menggunakan kereta kuda sementara iringan barong-barong akan berada didepannya sambil berkeliling desa. - Pertunjukkan Seni: Tarian ini dimainkan juga pada acara pertunjukkan seni yang akan digelar selama semalam suntuk dengan tiga tahapan cerita. Sangat disakralkan karena dianggap memiliki kekuatan magis sehingga menjadi daya tarik sendiri untuk ditonton.
- Bersih Desa: Kesenian ini juga akan digunakan pada acara bersih desa yang dilakukan dengan berbagai rangkaian adat masyarakat Kemiren. Acara bersih desa ini dilakukan setiap tanggah 2 Syawal atau setelah hari Raya Idul Fitri di Kemiren.
Terdapat acara yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya bernama Idher Bumi diiringi musik gamelan berkeliling desa. Acara ini berlangsung seharian dan pada acara penutup masyarakat Kemiren akan makan bersama disepanjang jalan desa Kemiren.
Kepercayaan masyarakat Kemiren akan tradisi barong membuat kesenian satu ini terus dilestarikan dalam berbagai acara penting. Memiliki sejarah panjang membuat Barong Kemiren Banyuwangi disakralkan oleh masyarakat Banyuwangi.
Sejarah
Perang Isola Comacina, Peristiwa Penting Sejarah Danau Como
Perang Isola Comacina merupakan salah satu pertempuran yang terjadi pada tahun 1169 dan bisa dinikmati sisa-sisa sejarahnya hingga saat ini di Danau Como, Italia.
Selama Abad Pertengahan, pulau ini sangat maju yang ditandai dengan banyaknya rumah, gereja hingga disebut Cristopolis. Namun kemudian terjadi konflik politik dan militer yang menyebabkan meletusnya pertempuran, berikut sejarahnya.
Latar Belakang Perang Isola Comacina
Pertempuran yang terjadi pada tahun 1169 ini dipicu oleh beberapa sebab. Termasuk konflik dengan kota Como yang menyebabkan kekalahan kota tersebut. Berikut poin penting mengenai latar belakang penyebab meletusnya perang.
1. Aliansi dengan Milan
Perang Isola Comacina salah satunya dipicu oleh adanya aliansi dengan kota Milan. Pulau cantik ini menjadi tempat berlindung masyarakat yang simpati terhadap Milan hingga menyebabkan ketegangan dengan kota Como.
Sikap tidak netral terhadap konflik antara Milan dan Como menjadikannya sasaran serangan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan terjadi ketidakseimbangan kekuatan pasukan antara kedua kota berseteru tersebut.
2. Perang Sepuluh Tahun
Perang sepuluh tahun antara Como dan Milan pada 1118 sampai 1127 juga menjadi salah satu faktor. Isola Comacina merupakan sekutu Milan hingga menyebabkan Como mengalami kekalahan.
Dukungan Isola Comacina terhadap Milan tentu menjadi faktor terkuat kekalahan Como. Hal ini kemudian memunculkan dendam dari pasukan Como untuk segera membalas kerugian di pihaknya.
3. Kebangkitan Como
Kebangkitan pasca kalah dari Milan pada perang sebelumnya memantik semangat untuk menyerang dan menghancurkan Isola Comacina. Pada perang Isola Comacina tahun 1169 ini, pasukan Como didukung oleh Kaisar Romawi Suci yaitu Frederick Barbarossa.
Tidak membutuhkan waktu lama, serangan demi serangan yang mendapat dukungan penuh dari Kaisar Romawi tersebut memberikan kemenangan di pihak Como. Banyak kehancuran terjadi di pulau seperti hancurnya rumah-rumah hingga gereja.
Tokoh-tokoh Penting dalam Perang Isola Comacina
Pertempuran yang mencerminkan konflik kekuasaan dan aliansi politik pada Abad Pertengahan di Italia ini melambungkan beberapa nama tokoh. Beberapa tokoh berikut ini bahkan populer hingga kini.
1. Frederick Barbarossa
Kaisar Romawi Suci Frederick Barbarossa merupakan tokoh berpengaruh pada Abad Pertengahan. Barbarossa sering terlibat dalam berbagai konflik di Italia karena memiliki misi memperkuat kekuasaannya.
Demi visi itulah Barbarossa mendukung pasukan Como untuk membalas kekalahan perang dari Milan. Namun perang yang terjadi adalah untuk menghancurkan pulau yang menjadi sekutu Milan.
2. Vidulfo
Nama Vidulfo menjadi legenda lokal yang mewarnai sejarah pulau Isola Comacina dan Danau Como selama berabad lamanya. Kutukan Uskup Como setelah penghancuran yang dilakukan menjadi sangat populer sampai sekarang.
Kutukan tersebut menyatakan bahwa tidak akan ada lonceng yang berbunyi lagi, tidak ada batu diletakkan di atas batu, dan penghuni pulau akan menghadapi kematian. Kutukan ini dipercaya selama berabad-abad lamanya.
3. Pasukan Como
Meski tidak disebutkan nama secara spesifik, namun pasukan Como merupakan legenda dalam pertempuran tersebut. Pasukan Como merupakan kekuatan utama yang melakukan invasi dengan Barbarossa dan berhasil menghancurkan benteng serta bangunan.
Peninggalan Setelah Perang Isola Comacina Usai
Pertempuran yang terjadi berabad lalu ini sering mewarnai nuansa eksotisme sejarah Danau Como. Hingga kini masih banyak peninggalan bersejarah dipertahankan dan dapat dilihat langsung saat mengunjungi Danau Como maupun pulau Isola Comacina.
- Oratorio di San Giovanni
Oratorio di San Giovanni adalah bangunan bersejarah di pulau ini yang kondisinya masih utuh. Oratorio merupakan situs paling ramai dikunjungi wisatawan yang berdiri di atas sisa-sisa bangunan Romawi. - Reruntuhan Gereja
Reruntuhan Gereja juga menjadi saksi bisu sejarah Abad Pertengahan. Salah satu Gereja populer dan namanya masih diingat sampai sekarang oleh masyarakat setempat dan dunia adalah Basilika Sant’Eufemia yang dibangun pada abad ke-11. - Rumah Seniman
Rumah bergaya rasionalis dibangun pada tahun 1939 dan hingga kini masih berdiri kokoh. Rumah-rumah Seniman dibangun oleh arsitek Pietro Lingerie untuk digunakan sebagai koloni seniman. - Situs Arkeologi Sisa Perang Isola Comacina
Salah satu situs arkeolog yang merupakan representasi sejarah panjang pulau ini adalah struktur pertahanan perang. Struktur pertahanan ini sangat kental dengan era Romawi dan Bizantium. - Festival San Giovanni
Festival atau Sagra San Giovanni merupakan perayaan populer di sekitar Danau Como. Festival ini diselenggarakan setiap tahun di pekan terakhir bulan Juni. Perayaannya sudah menjadi agenda rutin selama lebih dari 500 tahun.
Festival ini menjadi magnet wisata karena banyaknya pertunjukan diantaranya pertunjukan kembang api spektakuler. Pertunjukan ini diadakan di sekitar Isola Comacina dan biasanya diiringi musik dengan menceritakan kembali pertempuran bersejarah di pulau tersebut.
Pertunjukan lainnya adalah prosesi dan perayaan religius ke Isola Comacina menggunakan perahu. Festival San Giovanni di Ossuccio secara umum menggabungkan tradisi, seni, dan keindahan alam yang menjadi pengingat peristiwa perang Isola Comacina.
Sejarah
Asal Usul Sejarah Suku Karen Thailand dan Fakta Menariknya
Tidak hanya dikenal sebagai Negeri Putih Gajah, Thailand juga menyimpan sejarah Suku Karen yang memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya, ras tersebut sering dikaitkan dengan gambaran perempuan yang mengenakan tumpukan kalung kuningan.
Hal inilah yang menjadikan leher ras tersebut terlihat panjang dan terlihat unik. Untuk mengetahui asal usul dan sejumlah fakta menarik dari ras tersebut, Anda bisa menyimak ulasan di artikel berikut.
Asal Usul Sejarah Suku Karen yang Terdapat di Thailand
Suku Karen, umumnya dikenal sebagai kelompok masyarakat yang hidup di wilayah selatan Myanmar. Dalam kesehariannya, kelompok tersebut menggunakan rumpun bahasa Sino-Tibet untuk berkomunikasi dengan satu maupun orang lain.
Terkait sejarah Suku Karen sendiri, umumnya dimulai ketika ras tersebut menghuni Myanmar sekitar 2 ribu tahun lalu. Bahkan, sebagiannya lagi ada juga yang ikut bermigrasi ke Thailand.
Adapun kelompok ras ini juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Karen Merah dan Putih. Dari keduanya, banyak orang menemukan tradisi unik berupa memanjangkan leher dengan menggunakan cincin besar berbahan kuningan.
Apabila usianya kian bertambah, biasanya cincin di leher tersebut juga akan ditambahkan lagi. Meskipun memiliki tradisi memanjangkan leher, namun dikatakan bahwa tidak semua perempuan ras ini menerapkannya.
Tujuan Utama yang Melatarbelakangi Masyarakat Memutuskan Memanjangkan Leher
Tidak banyak orang tahu, bahwa memanjangkan leher menggunakan kalung kuningan umumnya dimulai bagi perempuan berusia 5 atau 6 tahun. Dengan menggunakan kalung ini, maka posisi tulang selangka dan rusuk menurun.
Sehingga, posisi tersebut akan menjadikan bagian leher tampak lebih panjang. Meskipun belum diketahui secara pasti, namun banyak teori mengklaim bahwa tradisi sejarah Suku Karen bertujuan untuk hal-hal berikut.
- Melindungi bagian leher dari serangan gigitan hewan buas seperti singa dan macan
- Meminimalisir risiko terjadinya penculikan dari pria ras lain
- Dijadikan sebagai salah satu standar kecantikan kelompok tersebut
- Bentuk mempertahankan tradisi dan menjadi bagian identitas serta budaya di dalamnya
Tradisi dan Agama yang Dianut Masyarakat Leher Panjang
Anda perlu tahu, bahwa ras di Thailand ini sendiri umumnya menganut sistem kepercayaan animisme. Diketahui, kepercayaan ini juga hidup berdampingan dengan agama Buddha yang banyak dipeluk sebagian besar masyarakatnya.
Di dalamnya, peran biksu tidak hanya sebagai pemimpin agama saja. Akan tetapi, juga memiliki peranan penting sebagai tokoh masyarakat, aktivitas HAM, ahli pengobatan herbal dan guru.
Namun pada masa penjajahan Inggris, banyak dari masyarakat tersebut dekat dengan misionaris Kristen. Karena itulah, sejarah Suku Karen akhirnya melepaskan kepercayaan tradisionalnya dari animisme menjadi Kristen.
Sementara mata pencaharian masyarakatnya, yaitu bertani dengan bertempat tinggal di desa, tepatnya wilayah perbukitan. Adapun tradisi paling unik dari ras ini, yaitu memanjangkan leher yang digadang-gadang sebagai tolak ukur kecantikan.
Fakta-fakta Menarik Terkait Ras Leher Panjang di Thailand
Berkaitan dengan sejarah Suku Karen, tradisi memanjangkan leher rupanya menyimpan sejumlah fakta menarik di dalamnya. Adapun sejumlah fakta menarik seputar tradisi memanjangkan leher di Thailand tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Memiliki Banyak Etnis Grup
Salah satu fakta menarik seputar ras masyarakat ini, yaitu memiliki banyak etnis grup di dalamnya. Diketahui, setiap etnis grup ini bahkan dibedakan menjadi subetnis lagi dengan keanekaragaman yang berbeda-beda.
Meski demikian, etnis grup paling dominan di kelompok ini antara lain berupa Sgaw (Karen Putih), Pwo, Pa-O sampai dengan Kayah. Sementara kalangan wanita di kelompok ini, menjadi bagian subetnis Kayah.
2. Perbedaan Pakaian Bagi Perempuan yang Belum dan Sudah Menikah
Selanjutnya, Anda dapat menemukan fakta sejarah Suku Karen menarik lainnya dari kelompok masyarakat ini berupa pakaian yang dikenakannya. Dimana untuk perempuan yang belum dan sudah menikah memiliki perbedaan cukup mencolok.
Pada perempuan yang belum menikah, biasanya mengenakan baju polos panjang putih bernama chay kwa. Sedangkan bagi perempuan sudah menikah, akan mengenakan baju dengan corak khas warna gelap bernama chay mo.
3. Sangat Ahli dalam Membuat Perhiasan
Fakta lainnya seputar ras kelompok ini, yaitu dikatakan sangat ahli dalam membuat perhiasan. Khususnya, yaitu pembuatan perhiasan perak yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri di mata orang lain.
Bahkan, tidak sedikit para pembuat perhiasan turut menjalin kerja sama dengan ras kelompok Karen tersebut. Yang kemudian, perhiasan inilah dijual melakukan situs-situs pasar online tertentu.
4. Terkenal Sebagai Pelatih Gajah
Adapun hal menarik lain yang bisa Anda lihat dari ras ini, yaitu terkenal sebagai pelatih gajah. Bahkan dikatakan, jika kemampuannya dalam melatih gajah satu ini sudah ada sejak zaman dahulu.
Menariknya lagi, seseorang juga bisa belajar langsung dari kelompok masyarakat tersebut dalam melatih gajah. Dimana, nantinya tinggal mendatangi saja Karen Tribe Native Elephants yang ada di Chiang Mai, Thailand.
Kepopuleran ras Karen, tidak terlepas dari tradisi memanjangkan leher yang unik. Terlebih dengan fakta dan sejarah Suku Karen yang dimiliki, tidak jarang menjadikan banyak orang ingin melihat langsung ras tersebut.
-
Slot Online5 years ago
Keuntungan Bermain Slot Online Playtech di Mabukwin
-
Slot Online5 years ago
8 Jenis Game Slot Terbaik Di Indonesia 2020
-
Judi Poker5 years ago
Mitos & Kesalahpahaman tentang Permainan Poker Online
-
Lifestyle1 year ago
9 Kebiasaan Orang Jepang Bisa Bikin Kamu Sukses
-
Sejarah5 years ago
14 Pasal Perdamaian, Impian Tak Terwujud (Part 2)
-
Judi Poker5 years ago
Panduan Cara Bermain Poker Online untuk Pemula
-
Slot Online5 years ago
Aturan Dasar dan Tips Bermain Game Slot Online
-
Sejarah5 years ago
14 Pasal Perdamaian, Impian Tak Terwujud (Part 1)