Ekonomi

Istilah Tentang Swiftonomics Berhasil Memajukan Perekonomian

Published

on

Anda perlu tahu bahwa ada istilah tentang Swiftonomics yang melanda dunia hingga mampu memajukan perekonomian negara tersebut. Hanya dari konser, perekonomian bisa menguat. Istilah tersebut datang dari penyanyi mega bintang bernama Taylor Swift asal Amerika Serikat.

Wanita berumur 34 tahun tersebut telah menggelar konser tur dunianya yang bertajuk The Eras Tours. Setiap kota atau negara yang dikunjungi oleh Taylor Swift untuk konser, pasti ramai dan padat. Hingga munculah istilah tentang Swiftonomics yang ternyata efek perekonomian di negara dikunjungi semakin baik.

Istilah Tentang Swiftonomics yang Melanda Dunia

Kepopuleran Taylor Swift sebagai seorang musisi memang sudah tidak diragukan lagi. Setiap rilis lagu, album fisik dan digitalnya selalu laris disebut penggemar. Sejak tahun 2023, Taylor Swift memang mengadakan konser yang bertajuk The Eras Tour dan diadakan di berbagai kota serta negara.

Bagi yang belum tahu, istilah Swiftonomics adalah sebutan untuk mendeskripsikan dampak pertumbuhan ekonomi suatu negara yang disambangi tur konser dunia Taylor Swift. Ternyata, adanya konser sang penyanyi tersebut, berdampak besar bagi perekonomian negara yang mengadakannya. Ekonomi dari negara yang mengadakan konser Taylor Swift menjadi kuat dalam waktu cepat.

Mengetahui fakta tersebut, banyak negara yang memburu Taylor Swift untuk konser di negaranya hingga muncul istilah Swiftonomics. Tercatat, sepanjang tahun 2023, Taylor Swift telah konser sebanyak 53 kali di 17 negara bagian Amerika dan berhasil mengumpulkan 2,6 juta penonton. Hal ini menyebabkan perputaran uang mencapai Rp 71,86 triliun. Berlanjut di tahun 2024 Australia yang konsernya diadakan selama 7 hari, berhasil mengumpulkan 618 penonton.

Hal tersebut memberikan efek perputaran uang sebanyak Rp 12,18 triliun. Masih berada di bulan Februari 2024, Swiftonomics muncul juga di Jepang yang mengadakan konser Taylor Swift selama 4 hari dengan total penontonnya mencapai 220 ribu orang dan mendapatkan keuntungan Rp 3,58 triliun. Masih banyak negara lain yang juga mendapatkan keuntungan Swiftonomics di antaranya ada Brazil, Meksiko, hingga Argentina.

Alasan Konser Taylor Swift Memperkuat Perekonomian Suatu Negara

Dengan munculnya istilah tentang Swiftonomics, mungkin banyak orang bertanya, kenapa konser Taylor Swift bisa sekuat itu? Bahkan dianggap telah menyelamatkan perekonomian negara asalnya, yaitu Amerika Serikat. Efek dari Swiftonomics membuat banyak negara memperebutkan sang artis untuk tampil di negara.

Sejak awal tour, yaitu Juni 2023, memang sudah mendapatkan perhatian dari berbagai negara. Tidak Heran jika penyanyi 34 tahun itu mendapat penobatan sebagai Person of The Year 2023 oleh majalah Time. Jadi, ada beberapa alasan kenapa konser Taylor Swift bisa memberikan efek kuat pada perekonomian, yaitu :

  • Pertama, karena sebagian besar remaja di dunia sangat mengidolakan Taylor Swift yang sering disebut dengan swifties. Para remaja menganggap, setiap lagu dari Taylor Swidt sangat mewakili isi hatinya. Tidak hanya remaja perempuan, laki-laki juga menyukainya. Remaja-remaja tersebut akan berusaha semampunya agar bisa menonton konser meski harus ke luar negeri.
  • Kedua, Taylor Swift sekarang memegang kendali atas lagu-lagu yang dinyanyikannya dengan merekam ulang.
  • Ketiga, fenomena ekonomi yang nyata hingga muncul istilah tentang Swiftonomics. Polistar bahkan telah memberikan data bahwa The Eras Tour telah meraup keuntungan 1 miliar USD dengan hanya 60 kali pertunjukkan.

Konser Taylor Swift yang akan terus berlangsung, sang artis bahkan bisa menghasilkan uang lebih banyak dari Produk Domestik Bruto dari beberapa negara. Itulah mengapa efek perekonomiannya sangat berpengaruh.

Singapura Telah Merasakan Efek Swiftonomics 

Taylor Swift memang tidak menjadwalkan konser tur dunianya ke Asia Tenggara. Tapi Singapura berhasil mengundang sang musisi asal Amerika Serikat itu untuk melakukan konser di sana. Tercatat pada Maret 2024, Taylor Swift mengadakan konser di Singapura selama 6 hari dan berhasil menghadirkan total penonton sebanyak 360 ribu orang.

Konser tersebut juga berhasil mengundang beberapa penggemar dari berbagai negara, termasuk Indonesia untuk datang ke Singapura. Karena hal tersebut, istilah tentang Swiftonomics juga turut dirasakan negara Singapura karena berhasil meraup PDB hingga Rp 3.31 triliun tentu itu angka yang cukup fantastik.

Bahkan pada bulan Februari 2024 yang lalu, Menteri Pariwisata dan Rkonomi Kreatif, yaitu Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia juga butuh Taylor Swift dalam pariwisatanya. Seperti halnya Singapura yang sangat diuntungkan atas kedatangan Taylor Swit, Indonesia memang perlu melakukan hal yang sama Kedatangan penyanyi asal Amerika Serikat di Singapura memang mampu meningkatkan pendapatan PDB, sebab mampu memberikan efek multiplier pada segala bidang.

Dengan adanya konser Taylor Swift, perbangan dari berbagai negara menuju ke Singapura sangat meningkat, hingga industri pariwisatanya menguat. Kekuatan sang penyanyi asal Amerika Serikat ini memang tidak bisa diabaikan. Di tengah kesulitan ekonomi di beberapa negara, istilah tentang Swiftonomics muncul berkat disambangi tur konser Taylor Swift.

Trending

Exit mobile version