Sejarah
14 Pasal Perdamaian, Impian Tak Terwujud (Part 1)
Pada tahun 1918, dunia telah diguncang oleh perang besar yang seakan tidak ada akhirnya, di tahun yang sama sebuah surat kabar menuliskan Jerman meminta perdamaian sesuai dengan 14 point dari Wilson. Mungkin kamu bertanya siapakah Wilson dan bagaimana mungkin perang yang demikian besar ini bisa berakhir sesuai dengan syarat-syaratnya.
Untuk mengenalnya lebih dalam kita mungkin harus mempelajari sekilas tentang kehidupannya. Wilson adalah seorang tokoh yang pada masa mudanya pernah melihat arti dari peperangan, kemenangan, dan kekalahan. Ia pernah melihat bagaimana presiden dari konfederasi Amerika yang kalah dari perang saudara Amerika Serikat kembali ke wilayahnya sambil diborgol layaknya seperti pelaku kriminal.
Ia tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang seperti itu, ayahnya adalah seorang pendeta sedangkan ia sendiri adalah seorang mantan pengajar dan presiden dari Princeton Univercity. Princeton Univercity, sebuah universitas yang sangat terpandang di Amerika Serikat, universitas ini banyak menghasilkan lulusan-lulusan ternama seperti Jeff Bezos dari perusahaan Amazon, Michael Porter sebagai ahli ekonomi, Michelle Obama yang merupakan istri dari Presiden Obama dan lain sebagainya.
Woodrow Wilson Sebagai Perancang 14 Pasal Perdamaian
Wilson yang kita bicarakan disini adalah Woodrow Wilson, ia adalah presiden Amerika Serikat yang ke 28. Kisah ini dimulai dengan suatu peristiwa yang dikenal sebagai telegram Zimmerman yang intinya Jerman meminta agar Meksiko berperang kembali dengan Amerika Serikat. Sayangnya, informasi ini diketahui oleh Inggris yang kemudian menunjukkannya dengan Amerika Serikat. Melihat hal itu, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman dan mulai mempersiapkan diri.
Pada tanggal 8 Januari 1918, dihadapan seluruh kongres Amerika Serikat Wilson berjalan menuju podium dan bersiap membacakan pidatonya. Dalam pidatonya ia menceritakan bagaimana Jerman yang seringkali dianggap sebagai penjahat perang sekalipun, menunjukkan niatnya untuk mencapai perdamaian. Ia menyebut bagaimana perjanjian Brest Litovsk merupakan bukti bahwa Jerman beserta sekutunya serta Rusia telah berhasil mencapai perdamaian di front timur.
Namun bagi Woodrow Wilson, sebuah perjanjian damai yang didasarkan atas keinginan suatu pihak dengan memaksakan keinginannya terhadap pihak yang kalah hanya akan menunda konflik lainnya. Ia menyerukan kepada kongres bahwa perjanjian damai tidak dapat didasarkan pada prinsip nasionalisme suatu kalangan maupun keinginan tertentu dari suatu pihak.
Sebuah perjanjian damai katanya, hanya dapat didasarkan kepada prinsip keadilan, kebebasan dan kesetaraan pada semua pihak. Seperti yang mereka rasakan di Amerika Serikat, ia menyatakan Amerika Serikat bukan berperang untuk mengambil wilayah jajahan maupun bersaing dengan negara lainnya. Mereka hanya ingin menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih damai sebagai tempat untuk mereka tinggali.
Perkataan demi perkataan dalam pidatonya bukanlah tanpa alasan, sebagai seorang president dari sebuah negara yang bersikap isolasionis membujuknya untuk bergabung dalam suatu perang yang dianggap urusan negara lain tentu bukanlah suatu hal yang mudah. Dengan menyatakan perang, itu artinya suatu negara harus mengalihkan sebagian besar dari anggarannya untuk kebutuhan belanja militer. Padahal anggaran tersebut dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat lainnya seperti dengan membangun infrastruktur atau program-program kesehatan.
Namun karena insiden telegram Zimmerman, Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk berperang melawan Jerman. Lalu apa tujuan Amerika berperang?, menurut Wilson Amerika Serikat berperang demi memperjuangkan perdamaian dunis. Namun bagaimana caranya untuk mencapai perdamaian dunia?, menurut Wilson ada 14 syarat yang harus dipenuhi demi terciptanya dunia yang lebih damai. 14 syarat inilah yang akan dikenal sebagai 14 pasal perdamaian dari president Wilson. Dikemudian hari 14 pasal perdamaian akan menjadi dasar dari perjanjian damai yang kita kenal sebagai perjanjian Versailles. Apakah isi dari 14 pasal perdamaian itu?, simak informasinya di artikel part dua dari seri ini.
Sejarah
Perang Isola Comacina, Peristiwa Penting Sejarah Danau Como
Perang Isola Comacina merupakan salah satu pertempuran yang terjadi pada tahun 1169 dan bisa dinikmati sisa-sisa sejarahnya hingga saat ini di Danau Como, Italia.
Selama Abad Pertengahan, pulau ini sangat maju yang ditandai dengan banyaknya rumah, gereja hingga disebut Cristopolis. Namun kemudian terjadi konflik politik dan militer yang menyebabkan meletusnya pertempuran, berikut sejarahnya.
Latar Belakang Perang Isola Comacina
Pertempuran yang terjadi pada tahun 1169 ini dipicu oleh beberapa sebab. Termasuk konflik dengan kota Como yang menyebabkan kekalahan kota tersebut. Berikut poin penting mengenai latar belakang penyebab meletusnya perang.
1. Aliansi dengan Milan
Perang Isola Comacina salah satunya dipicu oleh adanya aliansi dengan kota Milan. Pulau cantik ini menjadi tempat berlindung masyarakat yang simpati terhadap Milan hingga menyebabkan ketegangan dengan kota Como.
Sikap tidak netral terhadap konflik antara Milan dan Como menjadikannya sasaran serangan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan terjadi ketidakseimbangan kekuatan pasukan antara kedua kota berseteru tersebut.
2. Perang Sepuluh Tahun
Perang sepuluh tahun antara Como dan Milan pada 1118 sampai 1127 juga menjadi salah satu faktor. Isola Comacina merupakan sekutu Milan hingga menyebabkan Como mengalami kekalahan.
Dukungan Isola Comacina terhadap Milan tentu menjadi faktor terkuat kekalahan Como. Hal ini kemudian memunculkan dendam dari pasukan Como untuk segera membalas kerugian di pihaknya.
3. Kebangkitan Como
Kebangkitan pasca kalah dari Milan pada perang sebelumnya memantik semangat untuk menyerang dan menghancurkan Isola Comacina. Pada perang Isola Comacina tahun 1169 ini, pasukan Como didukung oleh Kaisar Romawi Suci yaitu Frederick Barbarossa.
Tidak membutuhkan waktu lama, serangan demi serangan yang mendapat dukungan penuh dari Kaisar Romawi tersebut memberikan kemenangan di pihak Como. Banyak kehancuran terjadi di pulau seperti hancurnya rumah-rumah hingga gereja.
Tokoh-tokoh Penting dalam Perang Isola Comacina
Pertempuran yang mencerminkan konflik kekuasaan dan aliansi politik pada Abad Pertengahan di Italia ini melambungkan beberapa nama tokoh. Beberapa tokoh berikut ini bahkan populer hingga kini.
1. Frederick Barbarossa
Kaisar Romawi Suci Frederick Barbarossa merupakan tokoh berpengaruh pada Abad Pertengahan. Barbarossa sering terlibat dalam berbagai konflik di Italia karena memiliki misi memperkuat kekuasaannya.
Demi visi itulah Barbarossa mendukung pasukan Como untuk membalas kekalahan perang dari Milan. Namun perang yang terjadi adalah untuk menghancurkan pulau yang menjadi sekutu Milan.
2. Vidulfo
Nama Vidulfo menjadi legenda lokal yang mewarnai sejarah pulau Isola Comacina dan Danau Como selama berabad lamanya. Kutukan Uskup Como setelah penghancuran yang dilakukan menjadi sangat populer sampai sekarang.
Kutukan tersebut menyatakan bahwa tidak akan ada lonceng yang berbunyi lagi, tidak ada batu diletakkan di atas batu, dan penghuni pulau akan menghadapi kematian. Kutukan ini dipercaya selama berabad-abad lamanya.
3. Pasukan Como
Meski tidak disebutkan nama secara spesifik, namun pasukan Como merupakan legenda dalam pertempuran tersebut. Pasukan Como merupakan kekuatan utama yang melakukan invasi dengan Barbarossa dan berhasil menghancurkan benteng serta bangunan.
Peninggalan Setelah Perang Isola Comacina Usai
Pertempuran yang terjadi berabad lalu ini sering mewarnai nuansa eksotisme sejarah Danau Como. Hingga kini masih banyak peninggalan bersejarah dipertahankan dan dapat dilihat langsung saat mengunjungi Danau Como maupun pulau Isola Comacina.
- Oratorio di San Giovanni
Oratorio di San Giovanni adalah bangunan bersejarah di pulau ini yang kondisinya masih utuh. Oratorio merupakan situs paling ramai dikunjungi wisatawan yang berdiri di atas sisa-sisa bangunan Romawi. - Reruntuhan Gereja
Reruntuhan Gereja juga menjadi saksi bisu sejarah Abad Pertengahan. Salah satu Gereja populer dan namanya masih diingat sampai sekarang oleh masyarakat setempat dan dunia adalah Basilika Sant’Eufemia yang dibangun pada abad ke-11. - Rumah Seniman
Rumah bergaya rasionalis dibangun pada tahun 1939 dan hingga kini masih berdiri kokoh. Rumah-rumah Seniman dibangun oleh arsitek Pietro Lingerie untuk digunakan sebagai koloni seniman. - Situs Arkeologi Sisa Perang Isola Comacina
Salah satu situs arkeolog yang merupakan representasi sejarah panjang pulau ini adalah struktur pertahanan perang. Struktur pertahanan ini sangat kental dengan era Romawi dan Bizantium. - Festival San Giovanni
Festival atau Sagra San Giovanni merupakan perayaan populer di sekitar Danau Como. Festival ini diselenggarakan setiap tahun di pekan terakhir bulan Juni. Perayaannya sudah menjadi agenda rutin selama lebih dari 500 tahun.
Festival ini menjadi magnet wisata karena banyaknya pertunjukan diantaranya pertunjukan kembang api spektakuler. Pertunjukan ini diadakan di sekitar Isola Comacina dan biasanya diiringi musik dengan menceritakan kembali pertempuran bersejarah di pulau tersebut.
Pertunjukan lainnya adalah prosesi dan perayaan religius ke Isola Comacina menggunakan perahu. Festival San Giovanni di Ossuccio secara umum menggabungkan tradisi, seni, dan keindahan alam yang menjadi pengingat peristiwa perang Isola Comacina.
Sejarah
Asal Usul Sejarah Suku Karen Thailand dan Fakta Menariknya
Tidak hanya dikenal sebagai Negeri Putih Gajah, Thailand juga menyimpan sejarah Suku Karen yang memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya, ras tersebut sering dikaitkan dengan gambaran perempuan yang mengenakan tumpukan kalung kuningan.
Hal inilah yang menjadikan leher ras tersebut terlihat panjang dan terlihat unik. Untuk mengetahui asal usul dan sejumlah fakta menarik dari ras tersebut, Anda bisa menyimak ulasan di artikel berikut.
Asal Usul Sejarah Suku Karen yang Terdapat di Thailand
Suku Karen, umumnya dikenal sebagai kelompok masyarakat yang hidup di wilayah selatan Myanmar. Dalam kesehariannya, kelompok tersebut menggunakan rumpun bahasa Sino-Tibet untuk berkomunikasi dengan satu maupun orang lain.
Terkait sejarah Suku Karen sendiri, umumnya dimulai ketika ras tersebut menghuni Myanmar sekitar 2 ribu tahun lalu. Bahkan, sebagiannya lagi ada juga yang ikut bermigrasi ke Thailand.
Adapun kelompok ras ini juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Karen Merah dan Putih. Dari keduanya, banyak orang menemukan tradisi unik berupa memanjangkan leher dengan menggunakan cincin besar berbahan kuningan.
Apabila usianya kian bertambah, biasanya cincin di leher tersebut juga akan ditambahkan lagi. Meskipun memiliki tradisi memanjangkan leher, namun dikatakan bahwa tidak semua perempuan ras ini menerapkannya.
Tujuan Utama yang Melatarbelakangi Masyarakat Memutuskan Memanjangkan Leher
Tidak banyak orang tahu, bahwa memanjangkan leher menggunakan kalung kuningan umumnya dimulai bagi perempuan berusia 5 atau 6 tahun. Dengan menggunakan kalung ini, maka posisi tulang selangka dan rusuk menurun.
Sehingga, posisi tersebut akan menjadikan bagian leher tampak lebih panjang. Meskipun belum diketahui secara pasti, namun banyak teori mengklaim bahwa tradisi sejarah Suku Karen bertujuan untuk hal-hal berikut.
- Melindungi bagian leher dari serangan gigitan hewan buas seperti singa dan macan
- Meminimalisir risiko terjadinya penculikan dari pria ras lain
- Dijadikan sebagai salah satu standar kecantikan kelompok tersebut
- Bentuk mempertahankan tradisi dan menjadi bagian identitas serta budaya di dalamnya
Tradisi dan Agama yang Dianut Masyarakat Leher Panjang
Anda perlu tahu, bahwa ras di Thailand ini sendiri umumnya menganut sistem kepercayaan animisme. Diketahui, kepercayaan ini juga hidup berdampingan dengan agama Buddha yang banyak dipeluk sebagian besar masyarakatnya.
Di dalamnya, peran biksu tidak hanya sebagai pemimpin agama saja. Akan tetapi, juga memiliki peranan penting sebagai tokoh masyarakat, aktivitas HAM, ahli pengobatan herbal dan guru.
Namun pada masa penjajahan Inggris, banyak dari masyarakat tersebut dekat dengan misionaris Kristen. Karena itulah, sejarah Suku Karen akhirnya melepaskan kepercayaan tradisionalnya dari animisme menjadi Kristen.
Sementara mata pencaharian masyarakatnya, yaitu bertani dengan bertempat tinggal di desa, tepatnya wilayah perbukitan. Adapun tradisi paling unik dari ras ini, yaitu memanjangkan leher yang digadang-gadang sebagai tolak ukur kecantikan.
Fakta-fakta Menarik Terkait Ras Leher Panjang di Thailand
Berkaitan dengan sejarah Suku Karen, tradisi memanjangkan leher rupanya menyimpan sejumlah fakta menarik di dalamnya. Adapun sejumlah fakta menarik seputar tradisi memanjangkan leher di Thailand tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Memiliki Banyak Etnis Grup
Salah satu fakta menarik seputar ras masyarakat ini, yaitu memiliki banyak etnis grup di dalamnya. Diketahui, setiap etnis grup ini bahkan dibedakan menjadi subetnis lagi dengan keanekaragaman yang berbeda-beda.
Meski demikian, etnis grup paling dominan di kelompok ini antara lain berupa Sgaw (Karen Putih), Pwo, Pa-O sampai dengan Kayah. Sementara kalangan wanita di kelompok ini, menjadi bagian subetnis Kayah.
2. Perbedaan Pakaian Bagi Perempuan yang Belum dan Sudah Menikah
Selanjutnya, Anda dapat menemukan fakta sejarah Suku Karen menarik lainnya dari kelompok masyarakat ini berupa pakaian yang dikenakannya. Dimana untuk perempuan yang belum dan sudah menikah memiliki perbedaan cukup mencolok.
Pada perempuan yang belum menikah, biasanya mengenakan baju polos panjang putih bernama chay kwa. Sedangkan bagi perempuan sudah menikah, akan mengenakan baju dengan corak khas warna gelap bernama chay mo.
3. Sangat Ahli dalam Membuat Perhiasan
Fakta lainnya seputar ras kelompok ini, yaitu dikatakan sangat ahli dalam membuat perhiasan. Khususnya, yaitu pembuatan perhiasan perak yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri di mata orang lain.
Bahkan, tidak sedikit para pembuat perhiasan turut menjalin kerja sama dengan ras kelompok Karen tersebut. Yang kemudian, perhiasan inilah dijual melakukan situs-situs pasar online tertentu.
4. Terkenal Sebagai Pelatih Gajah
Adapun hal menarik lain yang bisa Anda lihat dari ras ini, yaitu terkenal sebagai pelatih gajah. Bahkan dikatakan, jika kemampuannya dalam melatih gajah satu ini sudah ada sejak zaman dahulu.
Menariknya lagi, seseorang juga bisa belajar langsung dari kelompok masyarakat tersebut dalam melatih gajah. Dimana, nantinya tinggal mendatangi saja Karen Tribe Native Elephants yang ada di Chiang Mai, Thailand.
Kepopuleran ras Karen, tidak terlepas dari tradisi memanjangkan leher yang unik. Terlebih dengan fakta dan sejarah Suku Karen yang dimiliki, tidak jarang menjadikan banyak orang ingin melihat langsung ras tersebut.
Sejarah
Perang Sipil Amerika dan Dampaknya pada Perkembangan Negara
Perang sipil Amerika merupakan salah satu peristiwa sejarah yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Amerika Serikat hingga saat ini. Peristiwa ini berlangsung dari tahun 1861 hingga 1865 dan menjadi salah satu konflik paling menentukan dalam sejarah Amerika Serikat.
Peristiwa ini tidak hanya mengubah wajah bangsa, tetapi juga menandai berakhirnya perbudakan serta membawa perubahan sosial dan politik secara mendalam. Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda menelaah penyebab, jalannya serta dampak dari peristiwa ini.
Ini Penyebab Perang Sipil Amerika
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1861 hingga 1865. Konflik saudara di Amerika ini melibatkan negara-negara bagian Utara atau Uni serta negara-negara bagian Selatan atau Konfederasi. Konflik ini dipicu oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling berhubungan.
- Perbudakan
Perbudakan adalah penyebab utama pemicu ketegangan antara Utara dan Selatan. Negara-negara bagian Selatan bergantung pada tenaga kerja budak untuk mendukung ekonomi agraris, sementara negara-negara bagian Utara beralih ke industrialisasi serta menentang perbudakan. - Perbedaan Ekonomi
Perbedaan ekonomi antara Utara yang berkembang pesat dalam industri dan Selatan yang bergantung pada pertanian juga menjadi penyebab utama perang sipil Amerika. Utara mendukung tarif tinggi untuk melindungi industri, sedangkan Selatan menentang karena bergantung pada ekspor kapas. - Konflik Politik
Konflik politik juga memainkan peran penting. Pemilihan Abraham Lincoln, yang menentang perluasan perbudakan, sebagai Presiden AS memicu kemarahan negara-negara bagian Selatan, yang kemudian memisahkan diri dari Uni lalu membentuk Konfederasi. - Perbedaan Budaya dan Ideologi
Perbedaan budaya serta ideologi antara Utara dan Selatan semakin memperburuk ketegangan. Utara lebih progresif dalam mendukung perubahan sosial, sementara Selatan mempertahankan tradisi lama, termasuk perbudakan.
Jalannya Perang Sipil Amerika
Serangan negara Selatan di Fort Sumter, Carolina Selatan, pada bulan April 1861 merupakan awal mula konflik ini terjadi. Perang ini kemudian melibatkan banyak pertempuran besar, termasuk Pertempuran Gettysburg dan Pertempuran Antietam.
1. Serangan di Fort Sumter
Tanggal 12 April 1861 adalah permulaan dimulainya perang saat pasukan Konfederasi menyerang Fort Sumter di Carolina Selatan. Ini menandai dimulainya konflik bersenjata antara Utara dan Selatan. Setelah serangan di Fort Sumter, lebih banyak negara bagian selatan bergabung dengan Konfederasi.
2. Pertempuran di Virginia
Pertempuran besar pertama terjadi di Bull Run, Virginia, pada Juli 1861, yang berakhir dengan kemenangan Konfederasi dan menunjukkan bahwa perang ini tidak akan singkat. Union berhasil meraih kemenangan di wilayah barat, termasuk di Tennessee dan Mississippi, di bawah kepemimpinan Jenderal Ulysses S. Grant.
3. Pertempuran Gettysburg
Pada Juli 1863, pertempuran Gettysburg adalah peristiwa yang menjadi titik balik dari perang sipil Amerika. Pasukan Union berhasil mengalahkan pasukan Konfederasi di bawah kepemimpinan Jenderal Robert E. Lee.
Ini adalah pertempuran paling berdarah dalam perang dan mengubah arah konflik. Pada waktu yang sama, Union merebut Vicksburg, Mississippi, yang membuka kontrol penuh atas Sungai Mississippi dan memisahkan Konfederasi.
4. Kekalahan Jenderal Robert E. Lee
Jenderal William Tecumseh Sherman memimpin peristiwa March to the Sea dari Atlanta ke Savannah, Georgia untuk menghancurkan infrastruktur vital negara Konfederasi. Pada April 1865, setelah mengalami berbagai kekalahan, Jenderal Robert E. Lee akhirnya menyerah kepada Jenderal Ulysses S. Grant di Appomattox Court House, Virginia, serta menandai akhir dari Perang Sipil.
Dampak dari Perang Sipil Amerika
Konflik ini tidak hanya mengubah wajah politik dan sosial negara, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang masih terasa hingga saat ini. Artikel ini akan mengulas secara mendalam dampak-dampak utama dari peristiwa Perang Saudara Amerika.
1. Dampak Sosial
Salah satu dampak paling signifikan dari Perang Sipil adalah penghapusan perbudakan. Deklarasi Emansipasi yang dikeluarkan oleh Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1863 dan diadopsinya Amandemen Ketiga Belas pada tahun 1865 mengakhiri praktik perbudakan di Amerika Serikat.
Perang Sipil juga mengakibatkan perubahan besar dalam struktur keluarga dan masyarakat. Banyak keluarga kehilangan anggota karena pertempuran, dan peran perempuan di masyarakat mengalami perubahan signifikan.
2. Dampak Ekonomi
Salah satu dampak ekonomi terbesar dari perang sipil Amerika adalah peningkatan industri dan modernisasi ekonomi Amerika Serikat. Perang tersebut memacu perkembangan industri, terutama di Utara, yang memproduksi senjata, amunisi, dan kebutuhan logistik lainnya.
Di sisi lain, negara bagian Selatan juga mengalami kerugian ekonomi yang parah. Kehancuran akibat pertempuran, bersama dengan hilangnya tenaga kerja budak, menghancurkan ekonomi agraris Selatan.
3. Dampak Politik
Perang Sipil memperkuat kekuasaan pemerintah federal atas negara-negara bagian. Sebelum perang, negara bagian memiliki otonomi yang lebih besar, tetapi setelah perang, kekuasaan federal diperluas untuk memastikan kesatuan serta implementasi undang-undang secara nasional.
Selain Amandemen Ketiga Belas, Perang Sipil juga membuka jalan bagi Amandemen Keempat Belas dan Kelima Belas, yang bertujuan untuk memberikan hak-hak sipil serta hak suara kepada warga kulit hitam.
Meski penerapan penuh dari hak-hak ini memerlukan perjuangan panjang, perubahan konstitusional ini merupakan salah satu langkah penting dalam evolusi hak asasi manusia di Amerika Serikat.
Perang saudara Amerika ini dipicu oleh berbagai faktor kompleks, termasuk perbudakan, perbedaan ekonomi serta konflik politik. Dampak yang ditimbulkan juga memiliki pengaruh besar perkembangan Amerika Serikat hingga hari ini.
Perang sipil Amerika adalah konflik yang telah membentuk sejarah serta identitas bangsa Amerika. Dengan memahami penyebab, jalannya, dan dampaknya, tentu Anda dapat lebih menghargai perjuangan serta pengorbanan yang dilakukan selama periode ini.
-
Slot Online5 years ago
Keuntungan Bermain Slot Online Playtech di Mabukwin
-
Slot Online5 years ago
8 Jenis Game Slot Terbaik Di Indonesia 2020
-
Lifestyle1 year ago
9 Kebiasaan Orang Jepang Bisa Bikin Kamu Sukses
-
Judi Poker4 years ago
Mitos & Kesalahpahaman tentang Permainan Poker Online
-
Sejarah5 years ago
14 Pasal Perdamaian, Impian Tak Terwujud (Part 2)
-
Judi Poker4 years ago
Panduan Cara Bermain Poker Online untuk Pemula
-
Slot Online5 years ago
Aturan Dasar dan Tips Bermain Game Slot Online
-
Sports1 year ago
Fakta Justyn Vicky Meninggal Usai Tertimpa Barbel 210 Kg